Minggu, 25 Maret 2012
Sabtu, 24 Maret 2012
identifikasi bahaya bahan kimia
Dalam upaya memastikan bahan kimia
yang berbahaya ada di tempat kerja, maka perlu dilakukan identifikasi awal.
Identifikasi awal dapat dilakukan
berdasarkan pada:
1. Data
bahan kimia yang diterima oleh pihak gudang.
2. Bahan
kimia yang biasa dipergunakan oleh suatu tempat kerja.
3. Proses
yang ada.
Identifikasi awal yang dilakukan secara umum memakai format berikut:
1. Nama bahan kimia:
Keperluan
untuk ini jelas, tetapi nama populer ataupun nama merek harus di berikan
sebagaimana nama kimianya. Hal ini seperti asam asetil salisilat yang berarti
aspirin bagi ahli kimia, tidak membingungkan operator yang telah berpengalaman.
Contoh lain adalah H2S bagi ahli kimia berarti hidrogen sulfida bagi insinyur,
kalsium hipoklorit sama dengan kapur klor, fenol menjadi asam karbolat, dan
soda kue menjadi soda bikarbonat.
2. Apa kondisi
fisiknya?
Obyek
ini untuk menentukan secara sederhana apakah bahan kimia yang diterima
berbentuk padat,cair, atau gas- bukan sifat fisik secara umum. Juga harus
diperhatikan pada kondisi apa suatu bahan kimia berbentuk padat,cair, atau gas.
Misalnya natrium hidroksida (NaOH) yang dapat dibeli sebagai padatan di drum
atau larutan kuat di tankker atau drum; karbon dioksida dapat dibeli sebagai
padatan,cairan, atau gas. Secara umum, panas masuk atau panas keluar diperlukan
untuk pengubahan bentuk, sehingga identifikasi ini menentukan bagaimana dan
dimana bahan kimia harus disimpan. Apakah matahari dan panas mempengaruhi?
Apakah bahan itu akan membeku bila dibiarkan terbuka? Bila berbentuk padat,
apakah berupa bubuk ? Perhatian harus diberikan jika bahan disimpan dalam
bentuk yang stabil, seperti karbon dioksida yang disimpan dalam bentuk padat.
Bahaya dapat terjadi karena beberapa hal, seperti temperatur yang naik dengan
cepat karena kebakaran.dan emisi yang cepat karena kebocoran. Bila berupa
cairan, kemana mengalirnya kebocoran? Dapatkah aliran dari drum ke lubang penampung
(damp ground), atau membuat korosi internal bila disimpan dalam waktu lama?
3. Apakah beracun?
· Apakah
menyebabkan akut?
· Apakah
menyebabkan kronis?
· Apakah
masuk melalui saluran makanan?
· Apakah
masuk melalui pernapasan?
· Apakah
masuk melalui absorpsi?
· Apakah
kadar toksisitas dapat segera ditentukan?
· Berapakah
nilai Ambang Batas (MAC) nya?
Klarifikasi antara
kadar racun dengan bahaya harus dimengerti dengan jelas. Kadar racun bahan
kimia adalah satu dari sipat-sipat alami nyang tidak dapat dihilangkan bila
bahan kimia tersebut tetap sama rumus bangunnya, tetapi bahaya ditentukan oleh
frekuensi dan lamanya pemaparan dan konsentrasi bahan kimia. Cedera tidak akan
terjadi tanpa pemaparan konsentrasi yang diberikan dan rancangan dan operasi
proses bahan kimia yang menentukan banyaknya pemaparan,konsentrasi dan
lain-lain. Karenanya, dengan rancangan yang benar dan penanganan yang aman,
bahaya dapat dihilangkan atau tanda-tanda potensinya dapat diredakan.
Karena penggunaannya
yang sangat umum, hampir dapat dikatakan bahwa semua mengetahui bahwa asam
sulfat pekat merupakan cairan korosif yang dengan cepat dapat menghancurkan
jaringan badan dan membuat luka bakar. Meskipun demikian, ratusan ton asam
sulfat dimanipulasi,ditransfer, dan disimpan setiap hari tanpa bahaya yang
besar. Hal ini disebabkan sifat-sifat racunnya telah diketahui dan difahami dan
cara-cara pencegahan kecelakaannya telah dibuat. Hasil; kontak dengan asam
sulfat terjadi dengan cepat dan akut, tetapi meskipun benzene dalam kuantitas
sedikit dikulit tidak merupakan hal yang berbahaya, efek akumulatif dari
sifat-sifatnya dapat memicu anemia yang serius dan kematian.
Aspek lanjutan dari
pertanyaan mengenai kadar racun dapat segera ditentukan dan apakah Nilai Ambang
Batas (NAB) yang dinyatakan dalam bagian per juta, yang menyatakan kondisi yang
karyawan dapat terpapar setiap hari tanpa mengalami efek yang berarti. Tetapi,
peringatan harus diberikan bahwa NAB, dalam konteks yang benar, hanya dapat
dinterpretasikan dengan benar oleh personil yang terlatih dalam higiene
industri, dan tidak boleh digunakan sebagai:
1.
Indeks relatif atas
bahaya atau kadar racun;
2. Alat evaluasi pada gangguan polusi
udara;
3. Perkiraan potensi racun pada
pemaparan terus-menerus yang tidak berhenti.
Meskipun bahaya yang
terditeksi sebagai bau tidak dapat diyakinkan benar, tetapi tidak ada keraguan
bahwa bau khas dari beberapa bahan kimia merupakan indikasi yang jelas akan
adanya bahan kimia tersebut, meskipun bukan konsentrasinya. Berikut ini adalah
bahaya dari pemantauan dengan orang. Sebagai contoh, bau dari klorin (Cl2 )
dapat dikenali dengan tercium pada konsentrasi yang sangat kecil, dan karena
tidak ada efek iritasi yangnyata dalam waktu cepat, maka tidak ada tindakan
perbaikan. Tetapi konsentrasi maksimum yang diperbolehkan untuk klorin di udara
adalah satu bagian klorin per satu juta bagian udara untuk delepan jam
pemaparan, dan konsentrasi terkecil yang dapat terditeksi oleh manusia pada
umumnya adalah tiga sampai empat bagian klorin per satu juta bagian udara. Hal
ini menunjukkan bahwa bila klorin tercium berarti ada instalasi yang perlu
diperbaiki.
4. Berapakah:
- Densitas
uap?
- Tekanan
uap?
- Titik
beku?
- Specific
Gravity?
- Kelarutan
dalam air?
Pengetahuan atas kelima karakter
fisik di atas memberikan fakta dan informasi yang terpisah dan berharga. Semua
cairan akan menguap, tetapi kecepatan penguapannya tergantung pada suhu dan
tekanan; secara umum cairan panas menguap lebih cepat daripada cairan dingin.
Tekanan uap cairan dan larutan harus diperhatikan, terutama pada suhu ruang.
Hal ini sangat penting bila menyimpan drum berisi cairan berbahaya. Kebocoran
dari beberapa bahan kimia, dapat menimbulkan bahaya. Perbandinga berat jenis
antara uap/gas dengan udara menunjukkan apakah uap pada suhu normal (0° C) dan
tekanan normal (76cm-Hg) lebih padat atau lebih renggang daripada udara; karena
uap itu akan naik ke atmosfir atau turun. Sebagai contoh adalah petroleum yang
memiliki berat jenis 2,5. Kebocoran petroleum, setelah menguap pada suhu
normal, membentik uap cenderung bergerak sepanjang permukaan. Beberapa kondisi
yang mempengaruhi seperti kecepatan angin dan suhu sekitar membantu petrpleum
menyebar cukup jauh dari lubang inpeksi, tetapi uap petroleum bergerak
disepanjang lubang, menghasilkan atmosfir mudah meledak yang dapat menghasilkan
bencana hanya dengan adanya letikan api.
Pentingnya pengetahuan tentang
specfic grafvity terlihat nyata saat menentukan tindakan yang hrus diambil saat
menghadapi kebocoran besar. Perbandingan berat jenis bahan kimia dengan berat
jenis air menunjakan apakah bahan kimia akan mengambang di atas air atau
tenggelam. Semua cairan bocor diarahkan mencapai saluran buang, dan ledakan
dibawah tanah akibat kontaminasi oleh cairan sangat mudah terbakar dapat
membuat kerusakan hebat di area yang luas. Bahan tersebut contohnya adalah
petroleum memiliki berat jenis 0,80, sehingga bocoran akan mengambang di atas
air. Karenanya air tidak direkomendasikan sebagai bahan pemadam untuk kebakaran
petroleum cair, karena air akan tenggelam di bawah petroleum, dan dengan
naiknya volume cairan, maka akan cenderung memperlebar area kebakaran.
Membiarkan petroleum keluar kesaluran buang hanya akan meningkatkan bahaya.
Sebaliknya, bila cairan karbon
disulfida yang sangat mudah terbakar, memiliki titik nyala yang rendah dan
titiok bakar yang rendah, memiliki specific gravity 1,26
terbakar, maka dapat dikendalikan dengan menggunakan air yang
cukup.
Bila bahan kimia dapat larut dalam
air, kebocoran apapun akan mudah bergabung karena dapat dijenuhkan dengan air
dan setelah pencegahan yang layak telah dilakukan, dapat dikeluarkan ke sistem
efluen.
Sehubungan dengan kemampuan
pelarutan bahan kimia ke dalam air, harus pula diperhatikan bahaya yang mungkin
terjadi pada beberapa bahan kimia. Beberapa kasus pernah terjadi yang
menimbulkan cedera serius yang timbul akibat masuknya air ke dalam wadah kosong
berbagai bahan kimia menyebabkan reaksi yang hebat. Sebagai contoh adalah
fosfor klorida yang bukan bahan kimia korosif, tetapi setelah kontak dengan air
atau uap air, akan bereaksi hebat, melepas panas dan uap klorosif asam klorida.
Contoh lain adalah sejumlah natrium sianida dengan air di saluran buang. Reaksi
antara natrium sianida dengan air di saluran buang memperbesar volume gas asam
sianida yang mematikan. Bahan kimia seperti asam sulfat jika bercampur dengan
air akan menghasilkan uap air yang cukup untuk menyebabkan semburan. Karenanya,
kemempuan suatu bahan kimia untuk larut dalam air memerlukan penanganan yang
tepat.
5. Apa bahan yang
inkompatibilitas?
Beberapa bahan kimia
bereaksi hebat dengan bahan kimia lain dan bahan-bahan yang berhubungan
tersebut disebut inkompatibel. Sebagai contoh adalah asetilene yang akan
bereaksi hebat dengan klorin, Sehingga kecelakaan yang memungkinkan
bergabingnya dua bahan kimia tersebut harus dicegah. Sama halnya dengan asam
nitrat yang tidak boleh dibawa sampai kontak dengan cairan yang mudah terbakar.
Bahaya sesungguhnya dari inkompatibilitas terjadi akibat kesalahan dalam
melakukan asesmen, sehingga saat beberapa bahan kimia dibawa bersama-sama
dengan kurang hati-hati, terjadi reaksi hebat, dan merusak pabrik dan
personilnya. Kemungkinan akibat pencampuran yang tidak direncanakan harus
selalu diawasi.
Bahan inkompabilitas
lain adalah oksidator dan reduktor. Beberapa bahan kimia yang tidak terbakar
mampu membantu dengan baik pembakaran saat berkombinasi dengan bahan kimia lain
yang menghasilkan oksigan dalam jumlah yang besar. Tidak hanya atmosfir dengan
cepat dipenuhi oleh oksigen, tetapi panas reaksi mungkin cukup untukj membuat
pembakaran dan kebakaran dapat terjadi. Oksidsi adalah kombinasi oksigen bahan
kimia denga bahan lain; dapat cepat atau lambat, dan bahan yang dengan cepat
dapat memberikan oksigennya ke bahan lain disebut oksidator, seperti asam
nitrat (HNO3), mangan oksida (MnO2), hidrogen peroksida
(H2O2 ), dan asam kromat (CrO3).
Sebaliknya, bahan yang
mengambil oksigen dari senyawa dan kombinasinya disebut reduktor, seperti
hidrogen, karbon,hidrokarbon, bahan organik, dan lain-lain.
Oksidasi dan reduksi
adalah proses yang berlawanan yang selalu terjadi bersamaan, dan bahan yang
inkompatibilitas seperti kalium permanganat (KmnO4), yang
merupakan oksidator kuat, bila tergabung dengan bubuk alumunium, yang merupakan
reduktor kuat, dengan cepat mengibah sifat-sifat alamiahnya dengan
memperlihatkan bahwa kedua bahan tidak boleh disimpan berdekatan.
6. Apakah bahan
mudah terbakar atau sangat mudah terbakar?
- Berapa
titik nyalanya?
- Berapa
batas LEL dan UEL nya?
- Berapa
titk bakarnya?
7. Tipe pemadam api
apa yang harus digunakan?
8. Alat pelindung
diri apa yang harus digunakan?
9. Sistem
pencegahan lain?
Proses yang ada, selain proses yang
sudah fix, yang berpotensi menyebabkan bahaya akibat bahan kimia antara lain
adalah:
1. Pengelasan
dalam ruang terbatas ( confined space), seperti di dalam tangki; akan
menghasilkan NO, ozon, uap logam.
2. Pengelasan
, bila logam yang akan di las telah dibersihkan dengan chlorinated hydrocarbon
(seperti CC4 ); akan menghasilkan NO, ozon, uap, fosgene,HC1.
3. Dekomposisi
bahan organik; akan menghasilkan hidrogen sulfida, amoniak,metana,CO2.
4. Asam
klorida, HC1, bila disimpan dalam wadah baja ‘pickle’ , tidakhanya
pengetahuan bagaimana menangani asam itu sendiri, tetapi juga evolusi hidrogen
dalam proses dan sisa bahan yang tidak diinginkan karena tertinggal di wadah.
Rabu, 21 Maret 2012
efek bahan kimia bagi kehidupan sehari hari
EFEK BAHAN KIMIA BAGI KEHIDUPAN SEHARI-HARI
- BAHAN KIMIA RUMAH TANGGA
- BAHAN KIMIA PEMBERSIH
Ketika tangan atau baju kalian terkena kotoran berupa minyak
atau bahan lain dapatkah kalian menghilangkannya dengan cara menggosok-gosok
dan membilas dengan air?Usaha kalian tidak akan memberikan hasil yang
memuaskan, kalian tidak akan berhasil menghilangkan minyak yang menempel di
tangan atau di baju. Pencucian dengan air saja, bahkan dengan penggosokan atau
putaran mesin sekerasapapun, maka akan menghilangkan sebagian saja bercak dan
kotoran, karena kotoran tadi tidak larut dalam air. Air juga tidak memiliki
kemampuan menahan kotoran yang telah lepas dari kain agar tetap berada di air
(tersuspensi)
dan tidak menempel lagi ke kain. Oleh karena itu diperlukan
bahan kimia yang dapat membantu melepas kotoran dari tempatnya menempel dan
kemudian menahan agar kotoran yang telah terlepas tetap tersuspensi. Bahan
kimia yang dapat membantu proses pencucian ini adalah sabun dan deterjen.
Kandungan Zat-zat bahan pembersih ditunjukan pada table berikut.
No
|
Bahan Pembersih
|
Kandungan kimia
|
1
|
Sabun
|
Natrium palmilat, Natrium palm kernelate, Natrium palm
stearat,
air, gliserin, Natrium klorida, dan parfum.
|
2
|
Deterjen
|
Alkil benzen Sulfonat, penguat, anti redeposisi, bahan
pencemerlang dan pewangi.
|
3
|
Shampo
|
Air, Natrium lauril eter sulfat, kokomidopropil betain
dimetiko,
glikol distearat, Natrium klorida, fragrans, dan karbomer.
|
4
|
Pasta gigi
|
Natrium monoflouroposfat, kalsium gliseroposfat.
|
Bahan kimia penyusun bahan pembersih dibedakan atas bahan utama
(bahan aktif) dan bahan tambahan (bahan aditif). Bahan aditif ditambahkan ke
dalam bahan pembersih untuk memenuhi fungsi-fungsi sebagai penguat (builder),
pelembut (pada pakaian), pewarnaan, pemberi aroma (pewangi), pengawet,
pengental, dan medium (pelarut). Bahan aktif pada bahan pembersih berfungsi
sebagai surfaktan. Surfaktan mempunyai kemampuan mengikat dan mengangkat
kotoran. Dengan adanya surfaktan, maka lemak atau kotoran yang tadinya tidak
dapat bercampur dengan air, kini dapat bercampur dengan air. Dengan demikian
lemak atau kotoran dapat dilepaskan atau dihilangkan dari tempatnya menempel.
- BAHAN KIMIA PEMUTIH
Pemutih yang paling banyak beredar di pasaran adalah jenis
natrium hipoklorit. Natrium hipoklorit dan kalsium hipoklorit mempunyai sifat
multifungsi. Selain sebagai pemutih, kedua senyawa ini dapat berfungsi sebagai
penghilang noda dan desinfektan (sanitizer). Fungsi ganda NaOCl sebagai
penghilang noda maupun desinfektan, dapat menjadi keunggulan ekonomis. Pemutih
dapat ditemukan dalam dua wujud, yaitu padat dan cair. Pemutih padat (bubuk
putih) adalah kalsium hipoklorit dengan rumus kimia Ca(OCl)2. Pada umumnya,
masyarakat mengenal senyawa ini sebagai kaporit.
Bahan pemutih umumnya dibuat dari bahan-bahan seperti berikut
ini : 1) Natrium hipoklorit, NaOCl (12,5%), 2) Emal-70, 3) Parfum, dan 4) Air.
Pada umumnya, produk pemutih dipasaran mengandung NaOCl dengan konsentrasi 12%-13%.
Mengapa tidak disediakan konsentrasi yang lebih tinggi? Ini semata-mata demi
pertimbangan keselamatan dan teknis. Emal-70 adalah nama dagang dari jenis
surfaktan berbahan aktif alkyl sulphate. Penambahan bahan ini hanya
sebagai alternatif jika kita ingin menambahkan fungsi pemutih sebagai
penghilang noda (stain remover). Seperti halnya Emal-70, parfum
merupakan bahan tambahan (tidak harus ada). Kebanyakan produk pemutih yang ada
di pasar tidak memakai parfum.
EFEK NEGATIF dari zat-zat pembersih yakni sangat mengganggu
habitat dan kelangsungan hidup biota perairan. Sekarang coba kalian bayangkan
jika semua air di sekeliling kita terkontaminasi oleh zat-zat pembersih di atas
apa yang akan terjadi???? Bisa jadi kita tidak bisa makan ikan air tawar, bisa jadi
air yang setiap hari kita konsumsi mengandung zat-zat beracun yang dapat
menyebabkan kematian, akan adakah air bersih??? Untuk itu mari kita bersama
menggunakan zat-zat pembersih yang beracun tersebut dengan efektif dan efisien.
- BAHAN KIMIA PARFUM
Parfum adalah hasil pencampuran berbagai macam fragrance (bahan
pewangi) yang bersifat mudah menguap dengan bau tertentu. Bahan kimia
pewangi sering ditambahkan pada berbagai produk seperti sabun, deterjen,
sampo, pembersih kaca, cairan pencuci piring, dan cairan pelembut
pakaian, serta dijual dalam bentuk pengharum badan maupun ruangan. Perusahaan
umumnya tidak mau menuliskan bahan kimia yang digunakan sebagai bahan
pewangi. Orang sering memberi istilah “rahasia perusahaan”. Bahan kimia
yang dipakai sebagai pewangi biasanya tidak tunggal tetapi campuran
dari beberapa bahan pewangi.
Tabel Spesifikasi Bau Parfum dan Nama Zat Kimia
No
|
Spesifikasi bau
|
Nama zat kimia
|
1
|
floral, jasmine.
|
Amil salisilat
|
2
|
herbaceous
|
Amilsinamat aldehida
|
3
|
rocy, citrus
|
Sitronelol
|
4
|
musk, sweet
|
Galaksolida
|
5
|
rose
|
Geraniol
|
6
|
pine needle
|
sobornil asetat
|
7
|
murbai/arbei
|
Butil asetat
|
8
|
peer/pisang ambon
|
Amil asetat
|
9
|
jeruk
|
Oktil asetat
|
10
|
arbei
|
Etil butirat
|
11
|
apel
|
Amil valerat
|
12
|
minyak gandapura
|
Metil salisilat
|
Parfum juga dijual dalam bentuk pengharum badan dan pengharum
ruangan. Komposisi zat-zat di dalam parfum pada umumnya adalah etil alkohol
(50-90%),
akuades/ air suling (5-20%), dan fragrance (10-30%). Etil
alkohol dalam komposisi ini berfungsi sebagai pelarut. Jangan lupa bahwa
penggunaan parfum juga memiliki
efek negatif. Di dalam parfum, selain etil alkohol sebagai
pelarut sering ditambahkan zat-zat seperti: aseton, benzaldehida, benzil
asetat, benzil alkohol, etil asetat, dll.
Zat-zat ini memiliki efek negatif bagi kesehatan. Aseton
dapat menyebabkan kekeringan mulut dan tenggorokan, kerusakan pita suara,
mengantuk, dan depresi.
Benzaldehida memiliki efek narkotik dan iritasi pada kulit,
mata, mulut, dan tenggorokan. Benzil asetat bersifat karsinogenik,
cairannya dapat meresap ke dalam system tubuh melalui kulit, dan uapnya dapat
mengiritasi mata. Benzil alkohol menyebabkan iritasi saluran pernapasan
bagian atas dan penurunan tekanan darah. Etil asetat bersifat seperti narkotik,
merusak hati, dan menyebabkan anemia.
- BAHAN KIMIA MAKANAN
Industri bahan makanan di Indonesia terus berkembang pesat,
mulai dari skala kecil, menengah, maupun besar. Produk yang dihasilkan umumnya
berupa bahan makanan olahan. Dalam pengolahan bahan makanan, ada dua macam
tujuan yang dapat dicapai. Pertama yaitu menambah ragam makanan, misalnya dari
susu dapat diperoleh beberapa hasil olahan yang berupa keju, susu kental manis,
yoghurt, mentega, dan lain-lain. Kedua, untuk memenuhi keperluan khusus,
misalnya membuat hasil olahan yang warnanya lebih menarik, lebih awet, lebih
manis rasanya, dan sebagainya. Dalam upaya memenuhi keperluan khusus seperti
yang disebutkan di atas, ternyata dalam pengolahan bahan makanan memang
diperlukan penambahan zat yang memiliki sifat yang memungkinkan terpenuhinya
keperluan khusus yang diinginkan. Zat yang ditambahkan tersebut dinamakan aditif
makanan.
Namun demikian perlu diingat bahwa penggunaan aditif makanan
tidak boleh dilatarbelakangi maksud menipu konsumen ataupun berdampak
menurunkan nilai gizi makanan.
Bahan Pewarna
Jika kamu berbelanja ke toko kue kamu dapat menjumpai bahwa
hampir semua kue yang dijajakan menggunakan pewarna. Ada yang berwarna hijau,
kuning, merah, coklat, atau warna lain. Apa fungsi penambahan pewarna pada
makanan tersebut? Bahan-bahan apa saja yang digunakan untuk memberi warna
tersebut? Apakah penggunaan pewarna tersebut tidak berbahaya? Bila ditinjau
dari asalnya, pewarna makanan digolongkan menjadi tiga yaitu: pewarna alami,
identik dengan pewarna alami, dan pewarna sintetik.
Langganan:
Postingan (Atom)