Rabu, 21 Maret 2012

efek bahan kimia bagi kehidupan sehari hari



EFEK BAHAN KIMIA BAGI KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Sekarang ini banyak digembar-gemborkan tentang bahan kimia yang merugikan tubuh kita. Banyak orang-orang  tanya sehari berapa bahan kimia yang kamu konsumsi. Banyak orang bilang eh ini banyak mengandung bahan kimia gak baek dimakan, eh itu mengandung bahan kimia gak baik dipakai padahal dirinya sendiri sering menggunakan dan mengkonsumsi bahan-bahan kimia tanpa disadarinya. Misalnya mencuci, itu kan memakai bahan kimia beracun lagi, limbah hasil cucian itu sangat mencemari lingkungan terutama air, padahal kita sering memakai air dalam kehidupan sehari-hari tanpa di hemat, hanya memakainya seenak jidat tanpa ada usaha untuk merawatnya.Selain itu juga makanan yang mengandung bahan pengawet,pewarna,pemanis itu semua mengandung bahan kimia. Perasaan takut seringkali timbul pada diri kita ketika disebut kata-kata bahan kimia. Dengan memahami sifat, kegunaan, dan efek samping dari bahan-bahan kimia yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari akan merubah perasaan takut terhadap bahan kimia menjadi sikap dan tindakan hati-hati serta bijaksana dalam menggunakan bahan kimia. Sebab Interaksi bahan kimia dengan manusia dan lingkungan memang tidak dapat dihindari. Dalam artikel ini akan saya ulas mengenai BAHAN KIMIA Vs KEHIDUPAN SEHARI-HARI
  1. BAHAN KIMIA RUMAH TANGGA
  • BAHAN KIMIA PEMBERSIH
Ketika tangan atau baju kalian terkena kotoran berupa minyak atau bahan lain dapatkah kalian menghilangkannya dengan cara menggosok-gosok dan membilas dengan air?Usaha kalian tidak akan memberikan hasil yang memuaskan, kalian tidak akan berhasil menghilangkan minyak yang menempel di tangan atau di baju. Pencucian dengan air saja, bahkan dengan penggosokan atau putaran mesin sekerasapapun, maka akan menghilangkan sebagian saja bercak dan kotoran, karena kotoran tadi tidak larut dalam air. Air juga tidak memiliki kemampuan menahan kotoran yang telah lepas dari kain agar tetap berada di air (tersuspensi)
dan tidak menempel lagi ke kain. Oleh karena itu diperlukan bahan kimia yang dapat membantu melepas kotoran dari tempatnya menempel dan kemudian menahan agar kotoran yang telah terlepas tetap tersuspensi. Bahan kimia yang dapat membantu proses pencucian ini adalah sabun dan deterjen.
Kandungan Zat-zat bahan pembersih ditunjukan pada table berikut.
No
Bahan Pembersih
Kandungan kimia
1
Sabun
Natrium palmilat, Natrium palm kernelate, Natrium palm stearat,
air, gliserin, Natrium klorida, dan parfum.
2
Deterjen
Alkil benzen Sulfonat, penguat, anti redeposisi, bahan
pencemerlang dan pewangi.
3
Shampo
Air, Natrium lauril eter sulfat, kokomidopropil betain dimetiko,
glikol distearat, Natrium klorida, fragrans, dan karbomer.
4
Pasta gigi
Natrium monoflouroposfat, kalsium gliseroposfat.
Bahan kimia penyusun bahan pembersih dibedakan atas bahan utama (bahan aktif) dan bahan tambahan (bahan aditif). Bahan aditif ditambahkan ke dalam bahan pembersih untuk memenuhi fungsi-fungsi sebagai penguat (builder), pelembut (pada pakaian), pewarnaan, pemberi aroma (pewangi), pengawet, pengental, dan medium (pelarut). Bahan aktif pada bahan pembersih berfungsi sebagai surfaktan. Surfaktan mempunyai kemampuan mengikat dan mengangkat kotoran. Dengan adanya surfaktan, maka lemak atau kotoran yang tadinya tidak dapat bercampur dengan air, kini dapat bercampur dengan air. Dengan demikian lemak atau kotoran dapat dilepaskan atau dihilangkan dari tempatnya menempel.
  • BAHAN KIMIA PEMUTIH
Pemutih yang paling banyak beredar di pasaran adalah jenis natrium hipoklorit. Natrium hipoklorit dan kalsium hipoklorit mempunyai sifat multifungsi. Selain sebagai pemutih, kedua senyawa ini dapat berfungsi sebagai penghilang noda dan desinfektan (sanitizer). Fungsi ganda NaOCl sebagai penghilang noda maupun desinfektan, dapat menjadi keunggulan ekonomis. Pemutih dapat ditemukan dalam dua wujud, yaitu padat dan cair. Pemutih padat (bubuk putih) adalah kalsium hipoklorit dengan rumus kimia Ca(OCl)2. Pada umumnya, masyarakat mengenal senyawa ini sebagai kaporit.
Bahan pemutih umumnya dibuat dari bahan-bahan seperti berikut ini : 1) Natrium hipoklorit, NaOCl (12,5%), 2) Emal-70, 3) Parfum, dan 4) Air. Pada umumnya, produk pemutih dipasaran mengandung NaOCl dengan konsentrasi 12%-13%. Mengapa tidak disediakan konsentrasi yang lebih tinggi? Ini semata-mata demi pertimbangan keselamatan dan teknis. Emal-70 adalah nama dagang dari jenis surfaktan berbahan aktif alkyl sulphate. Penambahan bahan ini hanya sebagai alternatif jika kita ingin menambahkan fungsi pemutih sebagai penghilang noda (stain remover). Seperti halnya Emal-70, parfum merupakan bahan tambahan (tidak harus ada). Kebanyakan produk pemutih yang ada di pasar tidak memakai parfum.
EFEK NEGATIF dari zat-zat pembersih yakni sangat mengganggu habitat dan kelangsungan hidup biota perairan. Sekarang coba kalian bayangkan jika semua air di sekeliling kita terkontaminasi oleh zat-zat pembersih di atas apa yang akan terjadi???? Bisa jadi kita tidak bisa makan ikan air tawar, bisa jadi air yang setiap hari kita konsumsi mengandung zat-zat beracun yang dapat menyebabkan kematian, akan adakah air bersih??? Untuk itu mari kita bersama menggunakan zat-zat pembersih yang beracun tersebut dengan efektif dan efisien.
  • BAHAN KIMIA PARFUM
Parfum adalah hasil pencampuran berbagai macam fragrance (bahan pewangi) yang bersifat mudah menguap dengan bau tertentu. Bahan kimia pewangi sering ditambahkan pada berbagai produk seperti sabun, deterjen, sampo, pembersih kaca, cairan pencuci piring, dan cairan pelembut pakaian, serta dijual dalam bentuk pengharum badan maupun ruangan. Perusahaan umumnya tidak mau menuliskan bahan kimia yang digunakan sebagai bahan pewangi. Orang sering memberi istilah “rahasia perusahaan”. Bahan kimia yang dipakai sebagai pewangi biasanya tidak tunggal tetapi campuran dari beberapa bahan pewangi.
Tabel Spesifikasi Bau Parfum dan Nama Zat Kimia
No
Spesifikasi bau
Nama zat kimia
1
floral, jasmine.
Amil salisilat
2
herbaceous
Amilsinamat aldehida
3
rocy, citrus
Sitronelol
4
musk, sweet
Galaksolida
5
rose
Geraniol
6
pine needle
sobornil asetat
7
murbai/arbei
Butil asetat
8
peer/pisang ambon
Amil asetat
9
jeruk
Oktil asetat
10
arbei
Etil butirat
11
apel
Amil valerat
12
minyak gandapura
Metil salisilat
Parfum juga dijual dalam bentuk pengharum badan dan pengharum ruangan. Komposisi zat-zat di dalam parfum pada umumnya adalah etil alkohol (50-90%),
akuades/ air suling (5-20%), dan fragrance (10-30%). Etil alkohol dalam komposisi ini berfungsi sebagai pelarut. Jangan lupa bahwa penggunaan parfum juga memiliki
efek negatif. Di dalam parfum, selain etil alkohol sebagai pelarut sering ditambahkan zat-zat seperti: aseton, benzaldehida, benzil asetat, benzil alkohol, etil asetat, dll.
Zat-zat ini memiliki efek negatif bagi kesehatan. Aseton dapat menyebabkan kekeringan mulut dan tenggorokan, kerusakan pita suara, mengantuk, dan depresi.
Benzaldehida memiliki efek narkotik dan iritasi pada kulit, mata, mulut, dan tenggorokan. Benzil asetat bersifat karsinogenik, cairannya dapat meresap ke dalam system tubuh melalui kulit, dan uapnya dapat mengiritasi mata. Benzil alkohol menyebabkan iritasi saluran pernapasan bagian atas dan penurunan tekanan darah. Etil asetat bersifat seperti narkotik, merusak hati, dan menyebabkan anemia.
  1. BAHAN KIMIA MAKANAN
Industri bahan makanan di Indonesia terus berkembang pesat, mulai dari skala kecil, menengah, maupun besar. Produk yang dihasilkan umumnya berupa bahan makanan olahan. Dalam pengolahan bahan makanan, ada dua macam tujuan yang dapat dicapai. Pertama yaitu menambah ragam makanan, misalnya dari susu dapat diperoleh beberapa hasil olahan yang berupa keju, susu kental manis, yoghurt, mentega, dan lain-lain. Kedua, untuk memenuhi keperluan khusus, misalnya membuat hasil olahan yang warnanya lebih menarik, lebih awet, lebih manis rasanya, dan sebagainya. Dalam upaya memenuhi keperluan khusus seperti yang disebutkan di atas, ternyata dalam pengolahan bahan makanan memang diperlukan penambahan zat yang memiliki sifat yang memungkinkan terpenuhinya keperluan khusus yang diinginkan. Zat yang ditambahkan tersebut dinamakan aditif makanan.
Namun demikian perlu diingat bahwa penggunaan aditif makanan tidak boleh dilatarbelakangi maksud menipu konsumen ataupun berdampak menurunkan nilai gizi makanan.
Bahan Pewarna
Jika kamu berbelanja ke toko kue kamu dapat menjumpai bahwa hampir semua kue yang dijajakan menggunakan pewarna. Ada yang berwarna hijau, kuning, merah, coklat, atau warna lain. Apa fungsi penambahan pewarna pada makanan tersebut? Bahan-bahan apa saja yang digunakan untuk memberi warna tersebut? Apakah penggunaan pewarna tersebut tidak berbahaya? Bila ditinjau dari asalnya, pewarna makanan digolongkan menjadi tiga yaitu: pewarna alami, identik dengan pewarna alami, dan pewarna sintetik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar